Menilik Fenomena Sharing Economy dalam Dunia Bisnis, Seperti Apa Itu?

Sharing Economy
Image dari Meridian-180.org

Dunia memang akan selalu berubah disetiap masanya. Perubahan yang bisa diakibatkan karena banyak faktor ini harus mau tak mau dihadapi manusia dengan baik dan bijak. Dan salah satu bentuk perubahan yang terjadi karena waktu tersebut adalah bisnis. Ya saat ini bisnis memang banyak mengalami perubahan.

Dengan adanya teknologi, keberadaan bisnis memang telah banyak berubah. Jika dulu bisnis hanya bisa dijalankan dengan membuka toko dan mendekati konsumen secara langsung maka kini para pengusaha bisa menjalankannya hanya bermodalkan laptop dan jaringan #internet. Begitu mudahnya pekerjaan bisnis ini membuat banyak dampak pada konsumen dan pasar.

Munculnya Fenomena Sharing Economy

Sebuah contoh dampak yang muncul dari perubahan bidang bisnis ini adalah adanya penurunan jumlah penjualan. Seperti kita tahu bahwa ada beberapa perusahaan asing yang telah hengkang dan angkat koper dari Indonesia. Kita sebut saja perusahaan otomotif Ford atau KIA yang sudah tak ada lagi di Indonesia. Ini tentu bukan perkara biasa. Pasalnya hengkangnya dua perusahaan ini bukan tidak ada sebab. Dan mengapa perusahaan ini kemudian tutup.

Ternyata diketahui bahwa hal ini dikarenakan oleh adanya penurunan jumlah penjualan yang sangat berarti. Penurunan daya beli masyarakat yang terjadi selama ini menurut banyak ahli diakibatkan karena adanya pelemahan ekonomi global. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata penurunan daya beli masyarakat ini lebih diakibatkan karena munculnya sebuah fenomena sharing economy.

Artikel lain: Bisnis E-hate ~ Bisnis Menebar Kebencian di Internet, Waspadalah!

Apa itu fenomena sharing economy? Sharing economy atau disebut juga collaborative consumption adalah sebuah bentuk model bisnis baru yang didasarkan pada konsep berbagi sumber daya (shared resources). Dari kemampuan untuk berbagi inilah membuat konsumen mendapatkan akses terhadap barang atau jasa yang mereka butuhkan. Maka alih-alih harus membelinya barangnya para konsumen ini lebih baik mencari layanan sharing economy yang ada ketika membutuhkannya.

Tipe Collaborative Economy 1: Product Service System

Menurut Rachel Botsman, seorang ahli collaborative economy, ada tiga tipe sharing economy ini. Tipe pertama adalah Product Service System yaitu sharing economy yang memungkinkan sebuah bisnis atau perusahaan menawarkan barang sebagai sebuah layanan jasa kepada konsumen. dalam bisnis ini pemilik usaha kan menyewakan barang yang dimiliki secara pribadi kepada perorangan (peer-to-peer).

Dari sinilah kemudian membawa pergeseran cara konsumsi masyarakat dari membeli barang ke menyewa atau memanfaatkan tawaran layanan sewa para pengusaha tadi. Pola yang terjadi pada konsumen ini adalah mereka hanya membutuhkan benefit atas sebuah produk tanpa perlu memiliki produk tersebut sama sekali. Contoh dari bisnis tipe collaborative economy yang pertama ini adalah Go-jek, Grab Bike dan lain sebagainya.

Tipe Collaborative Economy 2: Redistribution Market

Tipe kedua dari collaborative economy menurut Rachel Botsman adalah Redistribution Market. tipe kedua ini menyatakan bahwa barang yang telah dimiliki sebelumnya akan dipindahkan dari pihak yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkannya.

Dalam kasus ini, barang akan mengalami perpindahan tangan secara cuma-cuma. Contoh dari tipe bisnis yang kedua ini adalah olx.com atau eBay dan #toko online lainnya yang memungkinkan publik menjual kembali barang-barang pribadi mereka yang tidak terpakai.

Baca juga: Menguak Rahasia Ilmu Bisnis Dari Fenomena Viral Ice Bucket Challenge

Tipe Collaborative Economy 3: Collaborative Lifestyle

Tipe ketiga adalah collaborative lifestyle. Menurut Rachel Botsman tipe collaborative economy ketiga ini muncul dari kebutuhan atau kegemaran masing-masing individu yang sama untuk bergabung dan saling berbagi atau bertukar aset. Contoh collaborative economy tipe ketiga ini adalah individu yang menyewakan ruangan sebagai co-working space. Contoh lainnya dengan scope yang lebih luas adalah aktivitas penyewaan kamar penginapan secara peer-to-peer seperti yang dilakukan oleh AirBnB.

Akhirnya model bisnis berbasis sharing economy ini memang tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Selain tak boleh dipandang sebelah mata, sharing economy ini juga tak bisa diprediksi sebagai tren sesaat yang nantinya pada suatu waktu akan lenyap. Hal ini terjadi karena #teknologi yang ada akan terus berkembang dan tak akan melemah sehingga makin menguatkan fenomena sharing economy ini.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment